Penyebab dari bangkrutnya Tupperware, 78 tahun beroperasi
Tupperware Brands Corporation sudah mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada Selasa (17/9). Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu butuh persetujuan pengadilan untuk menentukan nasib mereka ke depan.
Tupperware, perusahaan wadah makanan ikonik, mengalami kebangkrutan karena beberapa faktor utama:
- Penurunan Penjualan: Permintaan pasar terhadap wadah makan plastik secara keseluruhan menurun. Perubahan gaya hidup, tren menuju gaya hidup minimalis, dan meningkatnya kesadaran akan lingkungan membuat konsumen lebih memilih alternatif lain yang lebih ramah lingkungan.
- Persaingan Ketat: Munculnya banyak kompetitor dengan produk yang lebih murah dan beragam membuat Tupperware kehilangan pangsa pasar. Produk-produk baru ini seringkali menawarkan desain yang lebih modern, bahan yang lebih aman, dan harga yang lebih terjangkau.
- Perubahan Perilaku Konsumen: Konsumen saat ini lebih cenderung membeli produk sekali pakai atau produk yang dapat didaur ulang. Hal ini membuat model bisnis Tupperware yang berfokus pada penjualan langsung dan produk yang tahan lama menjadi kurang relevan.
- Masalah Keuangan: Tupperware memiliki utang yang cukup besar dan kesulitan dalam mengelola arus kas. Penurunan penjualan yang signifikan semakin memperparah kondisi keuangan perusahaan.
- Pandemi COVID-19: Pandemi mempercepat penurunan penjualan Tupperware. Pembatasan sosial dan perubahan kebiasaan konsumen akibat pandemi membuat penjualan produk-produk Tupperware semakin terhambat.
- Ketergantungan pada Penjualan Langsung: Model bisnis Tupperware yang sangat bergantung pada penjualan langsung melalui pesta-pesta atau pertemuan membuat perusahaan sulit beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen yang semakin mengarah pada belanja online.
Faktor-faktor tambahan yang juga perlu diperhatikan:
- Usia Perusahaan: Tupperware telah beroperasi selama puluhan tahun. Perusahaan yang sudah tua seringkali kesulitan untuk berinovasi dan mengikuti perkembangan zaman.
- Kurangnya Inovasi: Tupperware kurang berhasil dalam menghadirkan produk-produk baru yang inovatif dan menarik minat konsumen.
- Perubahan Ekonomi Global: Kondisi ekonomi global yang tidak stabil juga memberikan dampak negatif pada kinerja Tupperware.
Kebangkrutan Tupperware merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor, mulai dari perubahan perilaku konsumen, persaingan yang semakin ketat, hingga masalah keuangan internal perusahaan. Ketidakmampuan Tupperware untuk beradaptasi dengan perubahan zaman dan lanskap bisnis yang semakin dinamis menjadi faktor utama yang menyebabkan perusahaan ini mengalami kejatuhan.
Disclaimer: Informasi ini berdasarkan data yang tersedia hingga saat ini dan dapat berubah sewaktu-waktu. Untuk informasi yang lebih lengkap dan terkini, disarankan untuk mencari sumber informasi lainnya.